Media Untuk Pembelajaran Anda

Media Referensi dan Pembelajaran yang disajikan secara menarik dan mempunyai keilmuan yang tidak di ragukan lagi keberadaanya - Junaidi Pandanwangi Soko - Tuban - Jawa Timur 085257958985.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Media Sarana Pembelajaran

Media Referensi dan Pembelajaran yang disajikan secara menarik dan mempunyai keilmuan yang tidak di ragukan lagi keberadaanya - Junaidi Pandanwangi Soko - Tuban - Jawa Timur 085257958985.

Minggu, 02 Agustus 2009

Variasi Seks Dengan Es Batu? Wow Sensasional (+18 tahun)

Terkadang melakukan hal yang polanya sama terus menerus bisa menimbulkan kejenuhan dankurang bergairah, dalam masalah seks pun dengan pasangan kita mungkin ada baiknya kita bisa menciptakan beberapa variasi untuk keharmonisan hubungan rumah tangga tentunya salah satunya adalah hubungan seks dengan es batu.
Ada saatnya ML dengan bantuan benda yang mudah didapat, seperti es batu. Selain menimbulkan sensasi menggelitik, permainan pun jadi lebih nikmat dan bervariasi.
Seks Dengan Sensasi Dingin Es Batu, kenapa Tidak?

Seks Dengan Sensasi Dingin Es Batu, kenapa Tidak?

Seperti yang dilansir Cosmopolitan, banyak variasi permainan cinta yang dapat ‘digoyang’ dengan permainan es batu. Nggak percaya?

1. Awali dengan es batu yang agak meleleh di mulut Anda. Kecup pasangan Anda sambil menggerakkan es maju dan mundur secara perlahan-lahan. Pada saat es meleleh dan semakin mengecil, sembunyikan es itu sehingga dia akan berusaha mencari-cari dengan lidahnya.

2. Gunakan es batu untuk meninggalkan jejak dingin di sepanjang kulit tubuhnya. Kemudian ikuti jejak itu dengan lidah Anda. Perubahan suhu yang terjadi akan membuat dia semakin merasakan kenikmatan. Sementara itu, rasa penasaran melihat ke mana bibir Anda menjelajah, memandu dia menuju puncak kenikmatan.

3. Letakkan es batu di tangan pasangan Anda. Kemudian pegang tangannya dan bantu dia menggambar bentuk lingkaran dengan es itu di payudara Anda. Semakin lama, pandu dia agar semakin mengecilkan lingkaran hingga berakhir di ‘pusat’ payudara Anda.

4. Saat mencoba memuaskan pasangan dengan melakukan oral seks, perlahan pijat daerah sensitif di antara kedua kakinya dengan es batu. Kombinasi antara kehangatan mulut Anda dan dinginnya es tersebut akan membuat si dia ‘lemah’ tak berdaya.

5. Minta pasangan untuk menyentuh Anda dengan es di beberapa titik yang kulitnya tipis. Contohnya seperti di bagian pergelangan tangan, siku bagian dalam, dan belakang lutut. Sentuhan di sejumlah daerah sensitif itu akan terasa sangat sensual.

6. Ketika giliran pasangan yang ingin memuaskan Anda dengan mulutnya, minta dia secara perlahan menyentuh klitoris dengan es bergantian dengan bibir serta lidahnya. Jika Anda terlalu sensitif di bagian itu, coba lakukan sembari mengenakan celana dalam.

7. Letakkan potongan es batu di antara payudara Anda. Kemudian gerakkan es maju mundur sehingga kulit terasa dingin dan basah. Setelah itu, tuntun kemaluan si dia untuk memijat tubuh Anda masih di daerah yang sama.

8. Minta dia secara perlahan menggerakkan es batu di sepanjang telapak hingga batas pinggir kaki Anda. Percaya atau tidak, daerah itu sangat erat hubungannya dengan bagian otak yang memproses rangsangan hingga mencapai orgasme. Hasilnya, gairah akan semakin terpicu.

9. Berikan pasangan Anda pijatan seksi di kulit kepalanya dengan satu tangan. Sedangkan tangan yang lainnya bekerja untuk menjelajahi garis rambut dan pelipis matanya dengan es batu. Lanjutkan hingga ke daerah leher.

10. Setelah kegiatan ‘inti’ selesai, perlahan-lahan oleskan es batu di sepanjang punggung kekasih Anda. Usaha ini akan membuat dia merasa lebih tenang dan santai setelah melakukan aksi ‘panas’ yang panjang. Kemudian minta dia melakukan hal yang sama pada Anda. (Cosmo/Inilah)

Sabtu, 01 Agustus 2009

Eksekutif bergaji Rp 8,8 M bangkrut, kini jadi pengantar Pizza

Selama 45 tahun, hidup Ken Karpman tampaknya nyaris sempurna. Lulus dengan gelar sarjana S-1 dan MBA (Master of Business Administration) dari universitas bergengsi UCLA ( University of California ), Karpman langsung mendapat kerjaan dengan gaji yang menggiurkan sebagai pialang saham. Dia pun bisa menikahi perempuan idamannya, Stephanie dan dikarunai dua anak. Mereka pun rutin berlibur ke tempat-tempat mahal di penjuru dunia.

Setelah 20 tahun meniti karir sebagai pialang, Karpman pun naik jabatan menjadi eksekutif perusahaan. Gajinya pun naik menjadi US$750.000 (sekitar lebih dari Rp 8,8 miliar) per tahun. “Saat itu hidup begitu indah. Kami bisa cetak banyak uang. Entah mengapa situasi itu kok tidak berlanjut?” kata Karpman dalam wawancara khusus dengan stasiun televisi
ABC.

Dari segala sisi, Karpman dan keluarga saat itu hidup dalam “Impian Amerika” (American Dream). Mereka tinggal di sebuah rumah besar di kota Tampa , Florida . Rumah mereka pun dilengkapi lapangan golf. “Saat itu saya sudah tidak tahu berapa harga barang-barang di toko. Pokoknya, tinggal bawa troli dan ambil saja,” kata Karpman.

Dia pun begitu percaya diri dengan kemampuannya mencetak banyak uang. Maka, tahun 2005 dia meninggalkan perusahaan tempat dia bekerja dan membuat usaha sendiri yang sejenis.Untuk mendirikan perusahaan sendiri sekaligus meningkatkan taraf hidup, dia Karpman dengan enteng mengeluarkan dana US$500.000 dari tabungannya. . Seperti kebiasaan orang-orang Amerika, Karpman juga mengajukan kredit dalam jumlah besar dengan jaminan rumah.

Namun, badai krisis keuangan menerpa Amerika Serikat (AS). Karpman tak mampu menarik investor, sehingga perusahaannya bubar. Sejak saat itu, dia menjadi penganggur dan sulit mendapat kerja. Padahal, di masa lalu, Karpman tak perlu pusing mencari kerja. “Dulu, saat menjalani tes wawancara kerja, saya bisa jadi bersikap kurang ajar, karena justru sayalah yang sering menanyai si pewawancara, apakah perusahaannya cukup layak mempekerjakan saya,” kata Karpman dalam wawancara yang ditayangkan di laman stasiun televisi ABC. “Sekarang, justru saya yang kini berharap-harap minta kerja sambil memegang topi di tangan,”

Saat dia susah mendapat kerja, tabungannya ludes untuk keperluan hidup sehari-hari dia dan keluarga. Bahkan, keluarga Karpman kini harus menanggung utang ratusan ribu dolar dan rumah mewah terancam
disita pihak kreditur. Mereka pun tak mampu menanggung biaya pendidikan anak-anak di sekolah swasta yang mencapai US$30.000 (Rp 352,3 juta). Namun mereka bersyukur ada seorang dermawan yang membantu membiayai uang sekolah anak-anak mereka hingga tahun depan.

Maka, Karpman sudah bertekad, kerja apapun akan dia lakukan, asalkan mendapat uang. Dia pun bersedia turun derajat. Karpman tak lagi mencari posisi-posisi yang tinggi, maka dia sempat melamar sebagai bartender (peramu minuman), namun ditolak. Istrinya, Stephanie, kini juga akan menjual baju-bajunya yang bertumpuk-tumpuk di lemari pakaian di toko-toko loak.

Akhirnya Karpman mendapat kerjaan baru. Namun, bukan lagi sebagai eksekutif, melainkan sebagai pengantar pizza (roti isi khas Italia) di restoran Mike’s Pizza Deli di kota Clearwaer. Pemilik restoran, Mike Dodaro, bingung saat melihat Karpman datang ke tempatnya untuk wawancara kerja dengan mengendarai mobil mewah Mercedes Benz. Dodaro pun terkejut saat membaca CV (riwayat pendidikan dan pekerjaan) Karpman. Untuk menjadi pengantar pizza dari rumah ke rumah tak perlu harus bergelar MBA dan berpengalaman sebagai manajer pialang saham. Dengan kata lain, Karpman tergolong over-qualified (bobot pendidikan dan pengalaman kerja terlalu tinggi untuk posisi kerja yang dia lamar). Namun, Karpman tetap mengambil lowongan itu. Dia rela kini digaji US$7,29 atau sekitar lebih dari Rp.85.000,- per jam - belum termasuk tips.

Karpman pun tak peduli dengan reaksi istrinya yang kaget dengan profesi suaminya saat ini. >”Menurut saya, yang paling buruk adalah saat datang ke teman sambil berkata, ‘ boleh pinjam uangmu? Menjadi pengantar pizza pun sudah kemajuan,” lanjut Karpman.

Sekali lagi menyadarkan para PEKERJA apapun PANGKATNYA agar selalu mawas diri, ingat nanti. PHK itu bisa muncul kapan saja, maka jangan terlena dengan fasilitas yang saat ini MASIH Anda pinjam.

untuk pelajaran kita semua.. apapun yang kita miliki sebenarnya cuma titipan dr-NYa.
Selamat membaca, semoga bermanfaat..

Di Bandung tepatnya di daerah Jl. Dalem Kaum, yang satuarah, di

sebelah gedung Palaguna yang saat ini sudah tidakdipergunakan, ada

seorang kakek-kakek tua gemuk yang berjualan buburayam.

Kalau kita lihat selintas, beliau berjualan bubur tersebut tidak ada

sesuatu yang istimewa, seperti bubur yang lainnya.

Bubur ayam tersebut apabila di hari-hari biasa habissekitar pukul 8

pagi untuk hari minggu ? jam 7 sudah ludes!!!!

Rasanya? sangat nikmat, selama hidup saya di Bandung, baru kali ini

saya merasakan bubur ayam yang senikmat ini



Saya perhatikan, beliau dalam melayani para pembelinyaselalu dengan

sepenuh hati, beliau memotong-motong ayam dan ati ampelanya se lembut

mungkin, apabila ada tulang, beliau sisihkan, tidakdihidangkan,

beliau taburkan ayam dan ati ampela tersebut sebanyakmungkin hingga

mangkuknya terlihat sangat penuh. sehingga kita pun tidak merasa rugi

sedikit pun dengan membeli bubur ayam seharga Rp.10.000 / mangkuk.



Di dahi nya terlihat menghitam, tanda seringnya beliaubersujud kepada

ALLAH, mukanya bercahaya tanda sering terbasuh oleh air wudhu...

mukanya terlihat damai... jauh dari pikiran buruk kepada orang lain.



Apabila ada gelandangan yang lewat dan meminta sedikit makanan, beliau

langsung menyajikan dan memberikan satu buah mangkuk penuh berisi

bubur ayam tanpa meminta bayaran :



beliau hanya berkata " keun weh karunya, bapa mah mening ngaladangan

nu nyuhunkeun kitu tibatan ngaladangan preman² nu emam bubur tapi

kalalabur teu malayar"

(ga apa-apa, bapak sih mendingan melayani orang yang meminta secara

sopan kepada saya daripada melayani preman-preman yang berlagak sok

mau membeli tapi akhirnya tidak membayar )



Lalu saya memberanikan diri untuk membuka pembicaraan dengan beliau...



Saya : " Assalamu'alaikum Pak Haji, kumana damang Pajeng pa haji ?

(Assalamu'alakum Pak Haji, Gimana kabarnya? laku ya pak dagangannya? )

Penjual Bubur : " Alhamdulillah Den, cekap kangge tuang mah...

(Alhamdulillah nak, cukup untuk makan sehari-hari) Saya : " Parantos

sabaraha lami icalan didieu pa haji teh ?

(Sudah berapa lama bapak berjualan di sini pak?) Penjual Bubur : " Ti

Taun 78 Den, Alhamdulillah mayeng.. Alhamdulillah tos tiasa angkat ka

haji 2 x, putra tos jararanten sadayana...

Alhamdulillah

Den...

(Dari tahun 1978 nak, Alhamdulillah lancar... Alhamdulillah sudah bisa

berangkat haji 2 x, anak saya semuanya sudah jadi orang..

Alhamdulillah

nak.)

Saya : " Rahasiana naon eta teh Pa Haji ?"

(Apa rahasianya pak haji?)

Penjual Bubur : "ULAH HILAP SHALAT DHUHA UNGGAL ENJING-ENJING INSYA

ALLAH DIMUDAHKEUN URUSAN KU GUSTI NU MAHA SUCI"

(Jangan lupa laksanakan Shalat Dhuha setiap pagi, Insya Allah

dimudahkan segala urusan oleh ALLAH SWT) Di dunia mah hirup mung

sakedap den, ayeuna mah urang siap-siap weh nyanghareupan sakaratul

maut, ulah silap ku harta banda, moal dicandak ka liang lahat. kade

ulah nuang rezeki nu haram. Insya Allah disayang ku gusti.

(Hidup di dunia hanya sebentar nak, sekarang kita harus bersiap-siap

menghadapi sakaratul maut, jangan tergiur oleh kemewahan dalam

mengejar harta benda duniawi, percuma, hal tersebut tidak akan kita

bawa ke liang lahat. Hindari memakan rezeki yang haram. Insya Allah

akan disayang oleh Allah SWT.) Saya : Pa haji, upami tabuh 7 tos se'ep

mah naha teu nyandak langkung bubur teh ? naha mung nyandak 5 kg wae

(Pa haji, bila setiap hari jam 7 pagi dagangan sudah habis, kenapa ga

bawa buburnya dilebihin aja dari 5 kg? kenapa hanya di pas ambil

5 Kg)

Penjual Bubur : Mun dilangkungan, sok kacandak deui ka bumi, janten

mubah.

Panginten rezekina ti ALLAH mung 5 kg sadinten, eta teh kacandak Rp.

1jt sadinten, upami dinten minggon tiasa kacandak Rp. 2 jt sadinten..

(Bila dilebihin, suka jadi mubazir, akhirnya terbawa kembali ke rumah.

Mungkin rezekinya dari ALLAH hanya 5 KG sehari, itu juga Bapak bisa

bawa pulang 1 JT rupiah sehari, apabila hari minggu bisa bawa pulang 2

Jt..

Saya jadi teringat kepada salah satu ayat AL Quran..

"Rezeki diberikan oleh Allah kepada semua orang baik maupun jahat.

tetapi pemberian yang khusus, rezeki yang sebenarnya, sebagai hasil

perjuangan rohani ialah untuk kehidupan orang yang benar-benar

bertaqwa kepada ALLAH SWT" (QS.20:132.Abd Yusuf Ali)



Allah senantiasa memberikan Rahmat-Nya kepada setiap makhluk yang

dikehendaki- Nya. Bahkan kepada bapak yang sehari-harinya hanya

menjual bubur ayam...



Apakah kita termasuk umat yang diberi rahmat dan hidayah-Nya ?

Hanya Kita sendiri yang bisa menjawabnya. ...

Tersenyumlah dengan Hati

Sebuah cerita yang layak untuk Anda baca beberapa menit, dan direnungkan seumur hidup.

Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering. Di sebuah restoran cepat saji, seorang ibu dan suami beserta anak bungsunya sedang menunggu antrian. Sewaktu si suami akan masuk dalam antrian, si ibu menyela dan meminta agar si suami saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong.
Ketika si ibu sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitarnya bergerak menyingkir. Bahkan orang yang semula antri di belakangnya ikut menyingkir keluar dari antrian.
Suatu perasaan panik menguasai diri si ibu, ketika berbalik dan melihat
mereka semua menyingkir? Saat berbalik itulah ia mencium suatu “bau badan kotor” yang cukup menyengat. Ternyata tepat di belakangnya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil!
Si ibu bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.
Ketika ia menunduk, tanpa sengaja ia menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengannya, dan sedang “tersenyum” ke arahnya.
Lelaki itu bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap ke arah si ibu, seolah ia meminta agar si ibu dapat menerima ‘kehadiran mereka’ di tempat itu.
Lelaki itu menyapa “Good day!” sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan.
Secara spontan si ibu membalas senyumnya.
Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya. Si ibu segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah “penolong”nya.
Si ibu merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal dirinya bersama kedua lelaki itu. Dan kini, mereka bertiga tiba2 saja sudah sampai di depan counter.
Ketika penjaga counter menanyakan kepada si ibu apa yang ingin dipesan, si ibu mempersilahkan kedua lelaki ini untuk memesan lebih dulu.
Lelaki bermata biru segera memesan “Kopi saja, satu cangkir Nona.”
Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan di restoran di sana, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.

Tiba-tiba saja si ibu diserang oleh rasa iba yang membuatnya sempat terpaku beberapa saat, sambil matanya terus mengikuti langkah kedua lelaki itu mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati mereka. Pada saat yang bersamaan, si ibu baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju kepada dirinya, dan pasti juga melihat semua ‘tindakan’nya.

Si ibu baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin dipesannya. Si ibu tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (di luar pesanannya sendiri) dalam nampan terpisah.

Setelah membayar semua pesanan, si ibu minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan ke meja/tempat duduk suami dan anaknya.

Sementara si ibu membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut ke arah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. Ia letakkan nampan berisi makanan itu di atas meja, dan meletakkan tangannya (menepuk lembut) di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil berucap “makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua.”

Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah si ibu, kini mata itu mulai basah berkaca2 dan dia hanya mampu berkata “Terima kasih banyak, nyonya.”

Si ibu mencoba tetap menguasai diri, sambil menepuk bahu lelaki bermata bitu itu si ibu berkata “Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ke telinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian.”

Mendengar ucapan si ibu, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Rasanya saat itu ingin sekali si ibu merengkuh kedua lelaki itu.

Si ibu sudah tidak dapat menahan haru ketika berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anaknya yang tidak jauh dari tempat duduk kedua lelaki itu. Sang suami memegang kedua pipi dan menghapus air mata sang istri sambil tersenyum dan berkata “Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan ‘keteduhan’ bagi diriku dan anak-2ku!“
Mereka saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu mereka benar2 bersyukur dan menyadari, bahwa hanya karena ‘bisikanNYA’ lah mereka mampu memanfaatkan ‘kesempatan’ untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan.

Ketika sedang menyantap makanan, beberapa tamu yang akan
meninggalkan restoran satu per satu menghampiri meja mereka, untuk sekedar ingin ‘berjabat tangan’. Salah satu di antaranya seorang bapak, memegangi tangan saya dan berucap “Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada di sini. Jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami.”

Si ibu hanya bisa berucap “terima kasih” sambil tersenyum.
Sebelum beranjak meninggalkan restoran, si ibu sempatkan untuk melihat ke arah kedua lelaki itu, dan seolah ada ‘magnit’ yang menghubungkan bathin keduanya, mereka langsung menoleh ke arah si ibu sambil tersenyum, lalu melambai-lambaikan tangannya.

Selama perjalanan pulang si ibu mencoba merenungkan kembali bahwa apa yg dilakukannya terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar2 ‘tindakan’ yang tidak pernah terpikir olehnya. Pengalaman hari itu menunjukkan kepadanya betapa ‘kasih sayang’ Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali!

Nah, satu kalimat untuk direnungkan:
“Tersenyumlah dengan ‘HATImu’, dan kau akan mengetahui betapa ‘dahsyat’ dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu.”

Karena dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah ‘menggunakan’ diri si ibu untuk menyentuh orang-orang yang ada di restoran, suami, dan anaknya. Baginya, hal itu merupakan suatu: “PENERIMAAN TANPA SYARAT.”

Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi oleh
para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran “BAGAIMANA CARA MENCINTAI SESAMA DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKIT HARTA-BENDA YANG KITA MILIKI BUKAN MENCINTAI HARTA-BENDA YANG BUKAN MILIK KITA DENGAN MEMANFAATKAN SESAMA!

Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda, teruskan
cerita ini kepada orang2 terdekat anda. Disini ada ‘malaikat’ yang akan menyertai anda, agar setidaknya orang yang membaca cerita ini akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun) bagi sesama yang sedang membutuhkan uluran tangannya!

Orang bijak mengatakan:
* Banyak orang yang datang dan pergi dari kehidupanmu,tetapi hanya ’sahabat yang bijak’ yang akan meninggalkan JEJAK di dalam hatimu.

* Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi untuk berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu!

* Orang yang kehilangan uang, akan kehilangan banyak. Orang yang kehilangan teman, akan kehilangan lebih banyak! Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan kehilangan semuanya!

Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap hewan makanan bagi mereka, tetapi DIA tidak melemparkan makanan itu ke dalam sarang mereka, hewan itu tetap harus BERIKHTIAR untuk bisa mendapatkannya.

Belajarlah dari PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk bisa mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri…

Kisah Keluarga Semut

Setiap hari Umar berangkat sekolah melewati halaman rumah di seberang jalan. Dalam perjalanannya ia selalu menunggu di sana untuk beberapa saat. Temannya yang sangat baik tinggal di dalam taman itu. Tak seorangpun tahu siapakah teman ini, tetapi Umar sangat menyayanginya. Umar tidak pernah lupa untuk mengunjungi temannya, dan sangat senang bersahabat dengannya. Lagi pula, temannya ini lebih pandai dari siapapun juga. Meskipun tubuhnya sangat kecil, teman Umar ini mampu melakukan berbagai pekerjaan penting. Ia juga sangat rajin bekerja. Ia melakukan seluruh pekerjaannya dengan sangat baik dan tepat waktu, seolah-olah ia adalah seorang prajurit dalam angkatan bersenjata. Kendatipun ia tidak bersekolah sebagaimana Umar, ia mampu melakukan berbagai macam kewajiban-kewajiban yang harus ia lakukan dalam hidupnya.
Tentunya engkau bertanya-tanya, siapakah teman mungil ini?
Teman rahasia Umar adalah seekor semut kecil, yang dapat melakukan berbagai pekerjaan yang menakjubkan.
Engkau mungkin belum pernah mendengar betapa terampil dan pandainya semut-semut itu. Beberapa di antara kamu bahkan mungkin menganggap mereka sebagai serangga-serangga sederhana yang berkeliaran sepanjang hari tanpa melakukan pekerjaan apapun. Akan tetapi jika ada di antara kalian yang beranggapan demikian, maka kalian telah keliru. Sebab semut, seperti halnya makhluk hidup yang lain, juga memiliki cara hidupnya sendiri.
Umar berkesempatan untuk mempelajari seluk-beluk kehidupan semut dari temannya, sang semut. Inilah yang menyebabkan mengapa Umar tidak pernah lupa mengunjungi temannya dan sangat senang bercakap-cakap dengannya.
Umar sangat takjub dengan hal-hal yang ia pelajari dari temannya tentang dunia semut. Dia ingin berbagi segalanya yang ia pelajari dengan orang lain tentang ketrampilan, kepandaian dan semua kemampuan luar biasa yang dimiliki teman kecilnya itu.
Lalu, apakah yang membuat Umar begitu gembira? Mengapa ia begitu terpesona dengan dunia semut? Engkau pasti bertanya-tanya mengapa.
Semut memiliki jumlah yang jauh lebih banyak dari kebanyakan makhluk hidup lain di dunia ini. Untuk setiap 700 juta semut yang lahir di dunia ini, hanya ada 40 bayi manusia baru. Dengan kata lain, jumlah semut di dunia lebih banyak dibandingkan jumlah manusia.
Keluarga semut juga sangat besar. Sebagai contoh, engkau mungkin mempunyai keluarga beranggotakan 4-5 orang. Sebaliknya, dalam satu keluarga semut, kadang terdapat jutaan semut. Sekarang coba pikirkan barang sejenak: jika engkau memiliki kakak dan adik laki-laki ataupun perempuan dengan jumlah jutaan, dapatkah kalian hidup dalam satu rumah? Tentu saja tidak!
Beberapa keluarga semut melakukan pekerjaan layaknya tukang jahit, sebagian yang lain bercocok tanam seperti petani, dan bahkan sebagian lagi ada yang memiliki peternakan-peternakan kecil dimana mereka memelihara beberapa binatang yang lebih kecil. Sebagaimana manusia yang mengembangbiakkan sapi dan mengambil susunya, semut juga beternak kutu tanaman kecil (afid) dan memanfaatkan susunya.

Semut penganyam adalah penjahit yang terampil. Mereka menggabungkan dedaunan dengan menariknya dari kedua sisi dan menjahit dedaunan tersebut. Dengan cara ini, mereka membuat rumah yang nyaman bagi mereka sendiri.

Sekarang marilah kita dengarkan kisah Umar tentang dunia semut.
Umar: Aku pertama kali bertemu dengannya ketika aku melihat kepalanya yang mungil muncul dari dalam tanah. Kepalanya menarik perhatianku, sebab ukurannya sedikit lebih besar daripada tubuhnya. Aku heran mengapa kepalanya sebesar itu dan mulai mengamati temanku yang mungil ini. Kepala besar pada tubuhnya yang mungil membantu dalam tugasnya sebagai penjaga di pintu masuk sarangnya. Apakah kalian ingin tahu ‘bagaimana’ caranya? Ia melakukannya dengan memeriksa apakah semut-semut yang memasuki sarangnya termasuk anggota keluarganya atau bukan, dan tidak mengizinkannya masuk jika bukan termasuk keluarganya.
Semut penjaga pintu menjaga sarang. Mereka menjalankan tugas ini dengan sangat baik. Semut – semut lain juga bekerja dengan sangat rajin. Mereka semuanya melakukan pekerjaan sarangnya, segera setelah melihatnya, aku menemuinya dan bertanya apa yang sedang terjadi di dalam sarang. Temanku yang mungil mengerti rasa ingin tahuku, dan mulai bercerita kepadaku. Yang paling membuatku penasaran adalah bagaimana semut-semut berkepala besar mengenali teman-teman serumah mereka dan membiarkannya masuk ke sarang.

Semut :Umar, pertama-tama aku hendak mengatakan kepadamu bahwa kami menyebut keluarga kami sebagai ‘koloni’. Dengan kata lain, kami hidup dalam masyarakat yang disebut koloni. Seekor semut dapat dengan mudah mengatakan apakah seekor semut lain termasuk anggota koloninya atau bukan. Ia melakukannya dengan cara menyentuh tubuh semut lain tersebut dengan antenanya (batang kecil tipis yang menjulur keluar dari bagian atas kepala semut), yang membantunya mengenali semut-semut asing melalui ‘bau koloni’ yang mereka miliki.. Jika semut tersebut ternyata asing, maka kami tidak akan mengizinkannya memasuki rumah kami. Bahkan terkadang kami harus menggunakan kekuatan untuk memaksa mereka pergi.

Semut sangat rajin bekerja.
Semut “berbicara” satu sama lain dengan cara saling menyentuh.

Semut tidak menghendaki makhluk atau semut asing masuk ke dalam sarangnya, sebab ini akan mengancam keamanan mereka. Mereka tak segan bertempur untuk melindungi sarang dan teman-teman mereka.
Umar kagum setelah mendengarkan tentang sistim keamanan mereka yang sempurna dan bertanya-tanya bagaimana mungkin binatang-binatang asing yang mencoba memasuki sarang tersebut akan berani melakukannya. Ketika Umar menyampaikan apa yang dipikirkannya ini kepada temannya, ia tersenyum kepada Umar dan mengatakan bahwa masih banyak hal lain yang akan membuat Umar takjub.
Kemudian semut berkata: “Sekarang akan kujelaskan kepadamu tentang bagian dalam sarang kami yang kau sangat ingin ketahui. Koloni kami terdiri atas ratu semut, semut pejantan, semut prajurit, dan semut pekerja.”
Ratu semut dan semut pejantan menjaga kelestarian jenis kami. Ratu semut berukuran lebih besar dari yang lain. Tugas para semut pejantan adalah menjadikan sang ratu melahirkan bayi-bayi semut baru. Para prajurit bertanggung jawab melindungi koloni kami, berburu, dan menemukan tempat-tempat baru untuk membangun sarang. Kelompok terakhir terdiri dari semut-semut pekerja. Seluruh semut pekerja adalah semut betina yang mandul. Dengan kata lain, mereka tidak dapat melahirkan bayi-bayi semut. Mereka menjaga ratu semut serta bayi-bayinya, dan membersihkan serta memberi makan mereka. Selain itu, mereka juga melakukan pekerjaan-pekerjaan lain di dalam koloni. Mereka membangun gang-gang baru di dalam sarang, mencari makanan, dan membersihkan sarang. Di antara para semut pekerja dan prajurit juga terjadi pembagian lagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil. Di antara mereka terdapat kelompok peternak, kelompok pembangun sarang dan kelompok pencari makanan. Setiap kelompok mempunyai pekerjaan yang berbeda. Ketika satu kelompok bertempur melawan musuh atau berburu, satu kelompok yang lain membangun sarang, dan yang lain lagi bertanggung jawab dalam kebersihan dan perbaikan sarang.”
Saat teman Umar yang mungil menjelaskan semua hal ini, ia mendengarkannya dengan terheran-heran dan kemudian bertanya kepadanya: “Apakah engkau tidak pernah merasa bosan dengan menunggu di pintu masuk sarang sepanjang waktu? Apa tugasmu di dalam sarang?”
Semut menjawab: “Saya juga seorang pekerja, dan tugas saya di sini sebagai penjaga pintu masuk. Seperti yang kau lihat, kepalaku cukup besar untuk menutup lubang pintu masuk sarang. Saya sangat bersyukur karena memiliki kemampuan ini, dan saya melaksanakan kewajiban saya dengan senang hati. Saya tak pernah merasa bosan; bahkan sebaliknya, saya merasa sangat bahagia karena dapat melindungi teman-teman saya dari ancaman bahaya.”
Dari apa yang telah disampaikan temannya yang mungil, Umar dapat dengan mudah memahami bahwa pekerjaan dalam sarang secara sempurna terbagi di antara para semut. Telah jelas bahwa kehidupan semut sangatlah teratur rapi dan seluruh semut tidak mementingkan dirinya sendiri. Kemudian Umar bertanya apakah mereka saling berkelahi di antara mereka karena sebagian merasa lebih baik atau lebih kuat dari yang lain. Teman Umar menjawab bahwa hal seperti itu tidak pernah terjadi dan menambahkan:
“Kami adalah keluarga besar, Umar. Tidak ada rasa cemburu, persaingan atau ambisi di antara kami. Kami selalu saling tolong-menolong dan melakukan yang terbaik untuk koloni kami. Segala sesuatu kami kerjakan dalam koloni dengan pengorbanan diri kami. Setiap semut senantiasa memikirkan kebaikan teman-temannya terlebih dahulu, baru kemudian dirinya sendiri. Contohnya begini: Ketika persediaan makanan dalam koloni berkurang, para semut pekerja segera merubah dirinya menjadi semut ‘pemberi makan’, dan mulai memberi makan semut-semut lainnya dengan makanan yang ada dalam perut mereka yang berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan. Ketika tersedia makanan yang cukup dalam koloni, mereka akan berubah kembali menjadi semut pekerja.
Saya seringkali mendengar orang-orang mengatakan bahwa terjadi persaingan di antara makhluk hidup di alam. Jangan pernah percaya pada apa yang mereka katakan. Kami tahu benar bahwa kami harus saling bekerja sama dan tolong-menolong agar dapat hidup dengan baik.”
Umar mengatakan bahwa apa yang semut katakan tentang dirinya sendiri dan koloninya adalah contoh yang sangat bagus dalam hal ini. Umar merasa sangat bahagia setelah tahu bahwa Allah menciptakan semut yang sangat tidak mementingkan diri sendiri, penolong dan penuh perhatian terhadap teman-temannya. Setelah mengatakan hal ini pada semut, Umar berniat untuk setidaknya menjadi orang yang senantiasa memikirkan kebaikan orang lain sebagaimana para semut, dan menjadi orang baik yang dicintai Allah.
Waktu masuk sekolah sudah dekat dan Umar sudah harus berada di sekolah. Umar berkata kepada temannya bahwa ia harus pergi, namun ia akan menjumpainya lagi besok.
["Kisah Sahabat Kecil Kita Si Semut" Harun Yahya]