Abstract: This research was aimed at knowing the contribution of displaying tools and reading collections in improving X-5 students’ motivation of SMAN 9 Malang to learn History on the subject matter of Buddhist-Hindu historical building heritages. The research method used was action research in the class. The data was collected through participatory observation, in-depth interview, and documentation. It was found that the availability of displaying tools and readings collection could increase students’ motivation to learn History on the subject matter of of Buddhist-Hindu historical building heritages. It is necessary to present displaying tools and make complete reading collections in teaching activities. Data terbaru dari UNDP menyebutkan bahwa tingkat pendidikan menempatkan Indonesia berada pada posisi sekitar 40 persen terbawah diantara 174 negara yang dinilai. Rasio untuk pendidikan dasar mencapai 97 persen dan rasio untuk pendidikan menengah 62 persen. Namun hanya setengah dari anak Indonesia menyelesaikan sekolahnya. Sekitar 18 persen anak putus sekolah dasar dan sisanya membantu orang tua untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sedangkan Malaysia dan Singapura berada pada kisaran 40 persen dan 15 persen ke atas. Tanggung jawab pendidikan bukan hanya beban pemerintah saja, tapi telah menjadi tanggung jawab bersama, antara orang tua, sekolah (pemerintah) dan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, bila kita berbicara tentang pendidikan maka kita merasa terpanggil karena pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah tetapi juga menjadi tanggung jawab masyarakat dan orang tua. Pendidikan di sekolah dasar merupakan pondasi yang sangat penting dalam rangka membekali siswa untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Darwiyanti adalah guru bidang studi Sejarah di SMA Negeri 9 Malang Kerjasama antara komponen-komponen penting dalam dunia pendidikan yaitu sekolah, orang tua dan masyarakat perlu diwujudkan dengan baik. Sebagian besar waktu anak adalah di rumah atau keluarga, itu berarti anak dalam pengawasan orang tua. Sedangkan sebagian waktunya yang lain dihabiskan untuk belajar di sekolah, hal ini berarti anak akan menjadi tanggung jawab sekolah. Tugas Utama dalam memberikan perhatian terhadap anak adalah orang tua, karena orang tua adalah guru terdekat dan paling dikenal oleh setiap anak. Di sekolah waktu yang diberikan sangat terbatas dan sifatnya formal, sehingga anak kurang leluasa untuk menyampaikan masalahnya kepada guru di sekolah. Di sisi lain guru harus mengawasi dan melayani banyak anak, sehingga tidak memungkinkan untuk dapat memenuhi tuntutan anak secara perorangan. Berdasarkan fenomena tersebut, maka diperlukan kerjasama yang harmonis antara keluarga dan sekolah, terutama dalam meningkatkan motivasi belajar Sejarah pokok bahasan Peninggalan Bangunan Bernilai Sejarah Bercorak Hindu-Buddha pada siswa Kelas X-5 SMA Negeri 9 Malang dengan alat peraga dan koleksi bahan bacaan. Berdasarkan pengamatan dan hasil laporan dari pihak sekolah, masyarakat maupun siswa, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kurangnya motivasi belajar siswa Kelas X-5 di SMA Negeri 9 Malang lebih dikarenakan kurangnya fasilitas belajar yang berupa alat peraga dan koleksi bahan bacaan. Dari kenyataan tersebut sehingga banyak siswa yang mempunyai wawasan sempit dan kurang wacana dalam belajar Sejarah, sehingga banyak para siswa Kelas X-5 dan semua siswa pada umumnya hanya mengenal informasi dari lingkungan sekitar dan televisi yang kurang menyajikan bentuk informasi yang dibutuhkan oleh siswa sekolah dasar. Motivasi belajar yang rendah tentunya akan berpengaruh terhadap prestasi belajar dan kemampuan berpikir siswa, sehingga dalam perkembangan selanjutnya akan mengalami degradasi pemikiran menjadi sempit dan kurang berwawasan. Perlu diketahui bahwa alat peraga dan bahan bacaan merupakan kunci utama dalam membebtuk keberhasilan siswa. Selain itu alat peraga dan bahan bacaan menjadi syarat mutlak bagi setiap orang yang sedang menuntut ilmu. Tidaklah mungkin seorang akan menjadi pandai tanpa ia tahu ilmunya. Motivasi belajar siswa Kelas X-5 khususnya dalam belajar Sejarah dipengaruhi oleh faktor intern dan faktorn ekstern. Faktor intern siswa terdapat pada diri siswa itu sendiri termasuk didalamnya adalah faktor kemampuan dasar intelektual, semangat belajar, penyesuaian diri dan tingkat ketekunan siswa dalam mengikuti pelajaran. Faktor ekstern dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan dan bermain, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Sejarah bagi siswa sekolah dasar merupakan salah satu pelajaran yang membutuhkan wawasan luas dan pemahaman siswa terhadap kajian pokok yang mencakup antropologi, sosiologi, geografi, ekonomi, dan tata negara serta Sejarah. Demi meningkatkan prestasi belajar pengetahuan sosial, maka diperlukan kerja keras dari siswa, guru dan orang tua untuk saling berusaha, membina, mengarahkan, dan pengawasan. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan faktor penting dalam mengembangkan sikap dan ketrampilan dasar untuk memahami kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari¬-hari. Berdasarkan kenyataan tersebut maka perlu usaha meningkatkan motivasi belajar Sejarah pokok bahasan peninggalan bangunan bernilai Sejarah bercorak Hindu-Budha bagi siswa Kelas X-5 dengan penyediaan alat peraga dan koleksi bahan bacaan, sehingga sedikit banyak diharapkan mampu mengangkat wawasan siswa dan meningkatkan prestasi belajarnya. Berdasarkan latar belakang masalah tentang, maka dapat dirumuskan masalah dengan pertanyaan peneliti sebagai berikut : (1) Apakah dengan alat peraga dapat meningkatkan motivasi belajar Sejarah pokok bahasan peninggalan bangunan bernilai Sejarah bercorak Hindu-Budha siswa Kelas X-5 SMA Negeri 9 Malang ? (2) Apakah kelengkapan koleksi bacaan dapat meningkatkan motivasi belajar Sejarah pokok bahasan peninggalan bangunan bernilai Sejarah bercorak Hindu-Budha siswa Kelas X-5 SMA Negeri 9 Malang ? (3)Apakah kontribusi penyediaan alat peraga dan kelengkapan koleksi bacaan terhadap motivasi belajar Sejarah pokok bahasan peninggalan bangunan bernilai Sejarah bercorak Hindu-Budha siswa Kelas X-5 SMA Negeri 9 Malang? Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini dilandasi kajian terhadap teori yang ada dan asumsi-asumsi. Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : (1) Jika SMA Negeri 9 Malang dapat menyediakan kelengkapan alat peraga dan koleksi bahan bacaan, maka dimungkinkan motivasi belajar Sejarah pokok bahasan peninggalan bangunan bernilai Sejarah bercorak Hindu-Budha siswa Kelas X-5 akan dapat meningkat; (2) Jika alat peraga dan bahan bacaan dapat digunakan dengan baik oleh siswa, maka dimungkinkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap motivasi belajar Sejarah pokok bahasan peninggalan bangunan bernilai Sejarah bercorak Hindu-Budha dan dapat meningkatnya prestasi belajarnya. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan (action research). Dengan perkataan lain penerapan penelitian tindakan di dalam kelas diharapkan mampu mendorong guru untuk memiliki kesadaran diri melakukan refleksi dan kritik diri terhadap aktivitas pembelajaran. Berpijak dari pandangan tersebut, maka penelitian tindakan ini didasarkan pada situasional dan bergaya dengan realitas lapangan (Hopkins, 1993).Penelitian tindakan (action research) merupakan proses daur ulang, mulai tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan pemantauan, refleksi yang mungkin diikuti dengan perencanaan ulang (Waseso, 1994). Dalam pelaksanaannya penelitian tindakan (action research) dimulai dari pengumpulan dan penyusunan data yang meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data tersebut. Penelitian tindakan merupakan intervensi skala kecil terhadap tindakan dunia nyata dan pemeriksaan cermat terhadap pengaruh intervensi tersebut (Cohen dan Mantion, 1980; Zuriah, 2003). Berpijak dari pandangan tersebut, maka penelitian tindakan ini didasarkan pada situasional dan bergaya realitas lapangan. Berdasarkan hal tersebut, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Rancangan dalam penelitian ini direncanakan melalui beberapa tahap perencanaan, antara lain : (1) refleksi awal, (2) peneliti merumuskan permasalahan secara operasional, (3) peneliti merumuskan hipotesis tindakan, dan (4) menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian ini Kelas X-5 SMA Negeri 9 Malang. Dari aspek "pelaku" adalah terdiri dari peneliti, guru dan siswa Kelas X-5 yang terlibat dalam interaksi belajar mengajar. Dari aspek "kegiatan" adalah meningkatkan motivasi belajar Sejarah Pokok Bahasan Peninggalan Bangunan Bernilai Sejarah Bercorak Hindu-Buddha dengan Subpokok Bahasan Candi Borobudur, Subpokok Bahasan Candi Prambanan, dan Subpokok Bahasan Letak Candi Borobudur dan Prambanan dengan alat peraga dan koleksi bahan bacaan. Sumber yang dapat memberikan informasi dan dapat membantu perluasan teori merupakan subjek penelitian (Bogdan dan Biklen, I990). Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa Kelas X-5 dalam proses belajar mengajar Sejarah Pokok Bahasan Peninggalan Bangunan Bernilai Sejarah Bercorak Hindu-Buddha dengan Subpokok Bahasan Candi Borobudur, Subpokok Bahasan Candi Prambanan, dan Subpokok Bahasan Letak Candi Borobudur dan Prambanan dalam memotivasi siswa dengan alat peraga dan koleksi bahan bacaan. Data Penelitian Data penelitian ini dihimpun berupa dokumen, baik itu data primer maupun data sekunder yang diperoleh dari kegiatan observasi, wawancara, dan dokumentasi melalui studi pustaka. Instrumen Penelitian Pada prinsipnya terdapat lima jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan, antara lain : observasi, wawancara, catatan lapangan, angket dan dokumentasi (Zuriah, 2003). Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan meliputi (1) observasi, (2) wawancara, dan (3) dokumentasi. Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasi dilakukan pada proses belajar mengajar pada tahun pelajaran 2004/2005. Dalam rangkaian observasi, peneliti mengamati gerak-gerik siswa saat mengikuti pelajaran Sejarah untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Teknik wawancara dilakukan peneliti terhadap guru Sejarah dan siswa Kelas X-5. Dari wawancara tersebut diperoleh data tentang kemampuan siswa dalam pelajaran pengetahuan sosial serta perkembangan motivasi belajar siswa setelah dilakukan pengajaran Sejarah yang mengacu pada pemahaman pengetahuan sosial. Pengumpulan data dalam penelitian ini selain data primer juga menggunakan data sekunder sebagai acuan, yaitu berdasarkan teori-teori dan studi pustaka. Perolehan data primer didapat dari pengamatan langsung terhadap siswa Kelas X-5 serta wawancara terhadap siswa dan guru kelas. Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Dengan maksud bahwa penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan. Setelah data hasil penelitian terkumpul, maka selanjutnya data tersebut disusun secara sistematis. Dengan cara diorganisir, kemudian dikerjakan yang akhirnya data tersebut diungkap permasalahannya yang penting sesuai dengan topik yang sesuai dengan permasalahan. Ada tiga alur kegiatan dalam analisis deskriptif yang menjadi satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan, antara lain : (a) Reduksi data, pada teknik ini peneliti melakukan proses pemilahan, pemusatan perhatian untuk penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data mentah atau data kasar yang muncul dari catatan-catatan di lapangan. Laporan lapangan sebagai bahan mentah direduksi, diringkas, ditonjolkan pokok-pokoknya dan disusun lebih sistematis, sehingga lebih mudah dikendalikan. Data yang direduksi dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hasil pengamatan, juga memberikan kemudahan bagi peneliti dalam mendapatkan kembali data yang diperoleh jika diperlukan; (b) Penyajian data, teknik ini memaparkan hasil temuan secara narasi (c) Penarikan Kesimpulan atau verifikasi, teknik ini peneliti berusaha agar dapat menggambarkan kerepresentatifan suatu peristiwa, kejadian atau suatu subjek. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil paparan data menunjukkan bahwa kebanyakan siswa hanya memenuhi kuantitas pengajaran Sejarah dengan maksud memperbaiki absensi dan takut tidak masuk sekolah, sehingga tidak ada motivasi dari dalam untuk mencapai prestasi dalam belajar Sejarah. Motivasi siswa hanya berasal dari luar, yaitu dorongan dari guru dan orang tua serta karena teman lain yang aktif dalam mengikuti pelajaran, secara formalitas dapat terpenuhi. Berikut ini paparan data proses pengajaran Sejarah yang dilaksanakan pada siswa Kelas X-5 dengan menggunakan alat peraga dan bahan bacaan dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa sebagai berikut: (a) Melakukan diskusi antara peneliti dan guru Sejarah untuk menerapkan penggunaan alat peraga serta menambah koleksi bacaan yang menarik guna menumbuhkan motivasi belajar siswa Kelas X-5; (b) Mengadakan sosialisasi pengajaran Sejarah dengan alat peraga dan bahan bacaan umum kepada siswa Kelas X-5 selama kegiatan pengajaran Sejarah berlangsung; (c) Siswa Kelas X-5 melaksanakan kegiatan belajar Sejarah dengan dengan menggunakan alat peraga dan bahan bacaan; (d) Selama kegiatan pengajaran Sejarah dengan menggunakan alat peraga dan bahan bacaan yang lebih vareatif ada kecenderungan siswa dalam motivasi belajarnya; (e) Guru melaksanakan evaluasi terhadap pengajaran Sejarah dengan penggunaan alat peraga dan koleksi bahan bacaan dalam memotivasi belajar siswa; (f) Hasil evaluasi akan dijabarkan dalam bentuk tabel sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa dalam kegiatan belajar Sejarah berdasarkan tingkat perkembangan motivasi belajarnya. Temuan Penelitian Berdasarkan paparan data dan hasil penelitian terhadap guru dan siswa Kelas X-5 dalam kegiatan Sejarah, maka ada beberapa temuan penelitian yang mengarah pada perubahan sikap siswa dalam belajar Sejarah setelah digunakannya alat peraga dan penambahan koleksi bacaan. Suasana kelas belum kondusif dan belum ada motivasi belajar pada masing-masing siswa sebelum pengajaran Sejarah dengan menggunakan alat peraga dan bahan bacaan yang lengkap. Hal ini terjadi karena guru terlalu banyak menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran. Bahkan terkadang ada siswa yang tidak memperhatikan guru dalam memberikan penjelasan. Pada saat guru memberikan pertanyaan, seakan siswa juga menjawab semaunya sendiri, artinya jawaban itu cenderung pasif dan tidak membuka wawasan tentang ide/gagasannya. Setelah dilakukan sistem pengajaran Sejarah dengan menggunakan alat peraga dan bahan bacaan umum yang lebih lengkap ternyata mampu meningkatkan motivasi belajar siswa Kelas X-5 dalam belajar Sejarah. Kegiatan pengajaran terkesan lebih vareatif karena didukung kegiatan praktek yang melibatkan semua siswa. Tidak ada siswa yang diam, artinya semua diberi tugas dan tanggung jawab dalam menyimak penjelasan guru dengan alat peraga serta penyediaan bahan bacaan yang menarik. Beberapa temuan dalam penelitian ini menunjukkan kegiatan pengajaran Sejarah dengan menggunakan alat peraga dan bahan bacaan yang lebih menarik, antara lain : (a) Siswa Kelas X-5 selama pengajaran Sejarah dengan penggunaan alat peraga dan bahan bacaan yang menarik cenderung lebih aktif dan banyak bertanya; (b) Siswa Kelas X-5 lebih dapat memahami penjelasan guru dengan menggunakan alat peraga dan bahan bacaan yang lebih lengkap; (c) Siswa Kelas X-5 cenderung lebih cepat tahu dan senang dengan sistem pengajaran dengan menggunakan alat peraga dan memberikan bahan bacaan yang menarik; (d) Beberapa siswa menunjukkan perubahan sikap yang tinggi dari sebelumnya, yaitu lebih aktif, agresif dan sering bertanya tentang apa yang telah dijelaskan oleh guru. Sebagian siswa mengalami prubahan positif dalam mengikuti pelajaran Sejarah dengan menunjukkan minat besar dan antusias dalam proses pengajaran Sejarah, hal ini menunjukkan motivasi belajar siswa mulai berkembang dengan sistem pengajaran memalui penggunaan alat peraga dan bahan bacaan yang menarik. Tabel 1. Distribusi Pengadaan Alat Peraga dan Bahan Bacaan Responden Jenis Alat Peraga dan Buku Bacaan Alat Peraga Buku Bacaan Peta letak candi Buku paket SEJARAH Gambar-gambar candi, relief Buku pengetahuan sosial Siswa Kelas X-5 Gambar Komplek halaman Buku pengetahuan umum candi Majalah Buku cerita Buku Sejarah Tabel 2. Distribusi Motivasi Belajar Sejarah Motivasi Belajar Sejarah Responden Tanpa Alat Peraga dan Dengan Alat Peraga dan Bahan Bacaan Umum Bahan Bacaan Umum Minat belajar kurang Minat belajar tinggi Kreativitas rendah Kreativitas meningkat Ide/gagasan rendah Ide/gagasan meningkat Kerjasama kurang Kerjasama baik Siswa Kelas X-5 Wawasan terbatas Wawasan meningkat Tanggung jawab kurang Tanggung jawab baik Percaya diri rendah Percaya diri meningkat Malas belajar Aktif belajar Menerima kenyataan Protes kesalahan Prestasi belajar Sejarahkurang Prestasi belajar Sejarah meningkat PEMBAHASAN Berdasarkan paparan data dan temuan penelitian dapat diketahui gambaran umum tentang motivasi belajar siswa Kelas X-5 dengan alat peraga dan bahan bacaan. Dalam pembahasan ini terdapat tiga pokok bahasan yang berhubungan dengan rumusan masalah, yaitu : (1) Penggunaan alat perega dalam meningkatkan motivasi belajar Sejarah siswa Kelas X-5, (2) Koleksi bahan bacaan dalam meningkatkan motivasi belajar Sejarah siswa Kelas X-5, (3) Kontribusi penggunaan alat peraga dan bahan bacaan yang lengkap dalam meningkatkan motivasi belajar Sejarah siswa Kelas X-5. Hasil pembahasan ini didasarkan pada analisis deskriptif, sehingga pengajaran Sejarah di dalam kelas dan pengguanan alat peraga dan bahan bacaan yang lengkap dan menarik akan dianalisis berdasarkan aspek motivasi siswa Kelas X-5 dalam belajar Sejarah secara deskriptif. Penggunaan Alat Peraga Dapat Memotivasi Siswa Penggunaan alat peraga merupakan salah satu cara untuk memotivasi siswa dalam belajar Sejarah, karena dalam pelajaran Sejarah membutuhkan wawasan yang luas dan pengetahuan Peninggalan Bangunan Bernilai Sejarah Bercorak Hindu-Buddha, yang dapat disajikan dan diketahui bersama. Dengan penggunaan alat peraga ternyata mampu meningkatkan motivasi belajar siswa Kelas X-5 dalam belajar Sejarah. Selain itu ada peningkatan pengetahuan Peninggalan Bangunan Bernilai Sejarah Bercorak Hindu-Buddha. Pada pengajaran sebelumnya siswa Kelas X-5 tidak ada bayangan pengetahuan tentang Peninggalan Bangunan Bernilai Sejarah Bercorak Hindu-Buddha. Pada tabel 2 dipaparkan terjadi peningkatan motivasi siswa dalam belajar Sejarah pokok bahasan Peninggalan Bangunan Bernilai Sejarah Bercorak Hindu-Buddha dengan menggunakan alat peraga. Adapun peningkatan motivasi terindikasi melalui peningkatan sikap dan wawasan, antara lain : (a) Minat belajar tinggi; (b) Kreativitas meningkat; (c) Ide/gagasan meningkat; (d)Kerjasama dengan guru dan teman sekelas terbina baik; (e) Wawasan meningkat; (f) Tanggung jawab siswa baik; (g) Kepercayaan diri meningkat; (h) Aktif dalam mengikuti pelajaran Sejarah; (i) Berani protes terhadap kesalahan yang ditunjukkan oleh orang lain. Bahan Bacaan Dapat Meningkatkan Motivasi Belajar Pengajaran Sejarah dengan menggunakan bahan bacaan yang lengkap dan menarik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa Kelas X-5. Bahan bacaan yang digunakan siswa Kelas X-5 berasal dari sekolah dari penyediaan mandiri oleh orang tua. Semakin lengkap bahan bacaan yang dimiliki oleh setiap siswa, maka semakin tinggi motivasi belajarnya dan dapat meningkatkan prestasi belajar Sejarah. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan bacaan yang dapat meningkatkan motivasi belajar adalah berupa penyajian yang menarik dengan gambar-gambar dan foto-foto kegiatan sosial dan Sejarah masa lampau dengan disajikan dengan cerita. Pemilikan bahan bacaan oleh siswa Kelas X-5 secara mandiri masih 70%, sedangkan 30% siswa masih menggunakan bahan bacaan yang terbatas, yaitu dengan penyediaan sekolah. Dari 70% bahan bacaan yang dimiliki oleh siswa Kelas X-5 terutama diisi oleh bahan bacaan buku pelajaran paket Sejarah yang telah disarankan oleh guru. Sementara hanya 35% siswa yang memiliki bahan bacaan yang berupa majalah anak dan pengetahuan umum lainnya. Bahan bacaan yang dimiliki siswa Kelas X-5 yang dapat meningkatkan motivasi belajar Sejarah di SMA Negeri 9 Malang, antara lain :(a) Buku paket Sejarah; (b) Buku pengetahuan sosial; (c) Buku pengetahuan umum; (d) Majalah; (e) Buku cerita; (f) Buku Sejarah. Kontribusi Alat Peraga dan Bahan Bacaan Dalam Memotivasi Belajar Pengajaran Sejarah dengan menggunakan alat peraga dan bahan bacaan yang lengkap memberikan kontribusi positif terhadap meningkatnya motivasi belajar Sejarah siswa Kelas X-5 SMA Negeri 9 Malang , antara lain : (a) menjadi lebih bersemangat dalam kegiatan belajar Sejarah; (b) lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti pelajaran Sejarah; (c) lebih percaya diri dan bertanggung jawab terhadap dirinya dalam mengikuti pelajaran Sejarah ; (d) mampu melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru terutama pelajaran Sejarah dengan baik; (e) Minat belajar siswa meningkat; (f) Ide/gagasan meningkat; (g) Kreativitas dan kerjasama meningkat; (h) Wawasan dan wacana tentang pengetahuan umum meningkat. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang meningkatkan motivasi belajar Sejarah siswa Kelas X-5 dengan alat peraga dan bahan bacaan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan: (a) Pengajaran Sejarah pokok bahasan Peninggalan Bangunan Bernilai Sejarah Bercorak Hindu-Buddha dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan motivasi belajar Sejarah siswa Kelas X-5 SMA Negeri 9 Malang; (b) Pengajaran Sejarah pokok bahasan Peninggalan Bangunan Bernilai Sejarah Bercorak Hindu-Buddha dengan menggunakan koleksi bacaan yang lengkap dan menarik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa Kelas X-5 SMA Negeri 9 Malang. Saran Disarankan agar penggunaan alat peraga dan buku bacaan yang lengkap dan menarik dapat disajikan dalam pengajaran Sejarah pokok bahasan Peninggalan Bangunan Bernilai Sejarah Bercorak Hindu-Buddha dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Untuk itu disarankan kepada semua sekolah dasar agar dapat menggunakan alat peraga dan menyediakan bahan bacaan yang lengkap dan menarik bagi siswa. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Abu. 1985. Teknik Belajar Yang Tepat. Semarang : Mutiara Permatawidya. Ardhana, Wayan. 1986. Dasar-Dasar Kependidikan modul 4. Pengaruh Pendidikan di Luar Sekolah Terhadap Pendidikan di Sekolah. FKIP-IKIP Malang. Bafadal, I. 1994. Proses Perubahan di Sekolah. Desertasi Program Pascasarjana IKIP Malang. Bogdan, R.C. & Biklen, S.K. 1982. Qualitative Research In Education. Boston : Allyn & Bacon. Depdikbud. 2004. Kurikulum Pendidikan.. GBPP SMA - SEJARAH -. Jakarta: Depdikbud. .........2004. SEJARAH Kelas X. Jakarta : Depdikbud. Entang, M. 1981. Diagnostik Kesulitan Belajar dan Pengajaran. Penlok Tahap II. P3G. Jakarta: Depdikbud. Hamalik, Oemar. 1983. Metode Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito. .........2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkun Pendekatan Sistem. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Keiten, Dorotly. 1988. Cara Belajar Yang Berhasil. Salatiga : Universitas Satya Wacana. Liang Gie. 1987. Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta : Pusat Kemajuan Studi. Mantra, LB. 1998. Langkah-Langkah Penelitian Survei dan Laporan Penelitian. Yogyakarta : BPFG - UGM. Miles, M.B. & Hubermen, A.M. 1984. Analisis Data Qualitatif. Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Universitas Indonesia. Jakarta. Moleong, L. J. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Moleong, L.J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Nasution, S. 1987. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT. Bina Aksara. .........1992. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Penerbit Tarsito. Poerbakawaca, Soeganda. 1975. Suatu Pemikiran Mengenai Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Yayasan Idayu. Sukirin. 1984. Psikologi Belajar. Yogyakarta : HP - IKIP Yogyakarta. Winarno, S. 1985. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito. Winkel. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia. Zuriah, N. 2003. Penelitian Tindakan dalam Bidang Pendidikan dan Sosial. Edisi Pertama. Mala
< Prev
0 komentar:
Posting Komentar