BOJONEGORO, KOMPAS.com — Tim penyelam marinir dari Batalyon Intai Para Amfibi Surabaya belum menemukan lokasi persisnya pintu air Waduk Pacal. Namun, material yang diperkirakan menjadi penyebab tidak keluarnya air ke saluran utama telah ditemukan, yakni selain endapan lumpur, ada potongan kayu dan bambu.
Pimpinan penyelaman, Letnan Satu Marinir Suharto, menjelaskan, upaya mencari pintu air di dasar waduk akan dilanjutkan Kamis (21/1/2010) ini. Prosesnya tetap menggunakan kompresor udara bertekanan 250 meter untuk menghilangkan endapan lumpur sekaligus membuka jalan bagi para penyelam.
Tim penyelam akan mencari dua titik keluarnya air di dasar waduk masing-masing berukuran 2 meter x 5 meter. Masing-masing sesuai peta memiliki tiga pintu air.
"Kami akan mengecek apakah peralatan di pintu itu masih berfungsi atau tidak. Sebab, meskipun ditemukan pintunya, kalau sudah tidak berfungsi, air secara teknis tetap tidak bisa dikeluarkan ke saluran utama," ujarnya.
Suharto mengatakan, alat yang dimilikinya diperuntukkan untuk menyelam di air, bukan di lumpur. "Lampu masih berfungsi pada lumpur dengan kedalaman 2 meter. Ketika kami memaksa masuk, air masuk ke peralatan kami. Selain itu, risikonya bila mesin kompresor mati, kami akan tertimbun lumpur," jelasnya.
Kepala Dinas Pengairan Kabupaten Bojonegoro Bambang Budi Susanto menyatakan, selama air belum bisa dikeluarkan, air Waduk Pacal akan dikeluarkan menggunakan pompa air. Pompa air berkapasitas 300 liter per detik itu biasa digunakan untuk menangani banjir.
0 komentar:
Posting Komentar