A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia memiliki multifungsi bagi seluruh warga masyarakat Indonesia Salah satu flingsi di antaranya adalah sebagai alat komunikasi bagi berbagai penutur dengan berbagai latar belakang budaya dan bahasa daerahnya. Dalam fungsinya sebagai alat komunikasi ini, bahasa Indonesia sangat terbuka untuk menerima pengaruh dari bahasa daerah . Pengaruh itu dengan mudah diterima karena penutur bahasa daerah juga adalah penutur bahasa Indonesia dengan segala macam karakter dan kebiasaannya bertutur.Akibatnya, dalam pemakaian bahasa Indonesia secara lisan, muncul berbagai aksen atau logat dalam bahasa Indonesia. Nababan (1992 : 104) membenarkan bahwa sering para penutur bahasa daerah yang juga penutur bahasa Indonesia menggunakan bahasa daerahnya yang bersifat informal.
Semua bahasa daerah di seluruh wilayah NKRI ikut memberikan kontribusi yang tidak sedikit bagi perkembangan bahasa Indonesia hingga saat ini. Kontribusi itu pada umumnya berupa kosa kata yang masuk ke dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia. Bahkan bangun/struktur
kalimat bahasa Indonesia sangat dipengaruhi oleh struktur kalimat bahasa daerah. Hal ini terjadi karena sifat keterbukaan bahasa Indonesia di samping kebiasaan penutur. Ibrahim (1995 : 40) mengatakan bahwa kajian tentang dialek dari dulu sudah dipusatkan pada kebiasaan ujar ( speech habit) dari kelompok-kelompok sosial yang berbeda dengan komunitas lain yang menggunakan bahasa dalam sistem standar. Pendapat ini mempertegas hubungan antara bahasa daerah dengan bahasa Indonesia, bahwa bahasa daerah mempengaruhi bahasa Indonesia yang memiliki sistem standar.
Bahasa daerah selalu hidup berdampingan dengan bahasa Indonesia yang selalu saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Karena hubungan yang erat antara keduanya ini, bahasa daerah harus dikaji untuk mengetahui perkembangan sistemnya. Dengan mengetahui perkembangan sistem bahasa daerah, kita dapat menentukan sikap kita terhadap sistem bahasa Indonesia terutama dalam perbedaan antara sistem yang baku/standar dan sistem tidak baku. Setiap orang yang mengetahui dengan jelas tentang sistem bahasa Indonesia dia akan memberikan sikap positif khususnya terhadap pemakaian bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai dengan himbauan pemerintah kita.
Bahasa Tidung adalah salah satu bahasa daerah yang hidup subur dan terus berkembang di wilayah Indonesia yaitu di pulau Kalimantan, khususnya provinsi Kalimantan Timur. Secara historis, bahasa Tidung ini juga ikut memberikan kontribusi yang cukup banyak untuk perkembangan bahasa Indonesia. Sama halnya dengan bahasa daerah yang lain, bahasa Tidung pun memiliki kemiripan dengan bahas Indonesia baik dalam hal struktur kalimat, maupun dalam hal kosa kata atau unsur kebahasaan lainnya. Hal inilah yang menarik perhatian penulis untuk membuat suatu penelitian untuk mendeskripsikan sejauh mana hubungan antara sistem bahasa Tidung dan sistem bahasa Indones
B. Alasan Pemilihan Judul
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis ingin mengemukakan alasan-alasan mengapa masalah bahasa Tidung harus diangkat menjadi suatu bahan kajian. Alasan-alasan itu sebagai berikut: 1. Bahasa Tidung memiliki tempat yang wajar sepertibahasa daerah yang lain di samping pembinaan bahasa Indonesia. Nababan (1992 : 104) mengatakan bahwa bahasa-bahasa daerah mempunyai tempat yang wajar di samping pembinaan dan pengembangan bahasa dan kebudayaan hidonesia.
1. Bahasa Tidung merupakan salah satu bahasa daerah yang hidup subur di
wilayah NKRI, yang harus kita lestarikan bersama sabagai khasanah
bahasa Indonesia.
2. Bahasa Tidung juga memiliki hubungan yang sangat dekat dengan bahasa
hidonesia seperti bahasa daerah-bahasa daerah yang lain, yang harus dikaji perkembangan sistemnya demi kepentingan bahasa hidonesia.
3. Sepengetahuan penulis, belum ada penelitian tentang bahasa Tidung,
khususnya mengenai pemakaian partikel -lah.dalam kalimat imperatif.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam alasan pemilihan judul di atas, masalah utama penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana variasi pemakaian kalimat imperative dalam bahasa Tidung ? 2. Sejauh manakah hubungan antara kalimat imperatif bahasa Tidung dengan kalimat imperatif bahasa hidonesia ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan urain di atas, tujuan penelitian adalah : 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan mendeskripsikan hubungan antara sistem bahasa hidonesia dan sistem bahasa Tidung.
2. Tujuan Khusus
Untuk mendeskripsikan korelasi antara kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia dan kalimat imperatif dalam bahasa Tidung. £. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Untuk kepentingan pengembangan bahasa Indonesia
Karena bahasa Tidung sebagaimana layaknya bahasa-bahasa daewrah yang lain selalu hidup berdampingan dengan bahasa Indonesia, bahasa Tidung perlu dikaji untuk mengetahui sistemnya yang jelas agar dapat memberikan kontribusi kepada pengembangan bahasa hidonesia secara lebih ilmiah dan berkelanjutan.
2. Untuk kepentingan hubungan linguistik
Linguistik bahasa Indonesia dan linguistik bahasa Tidung perlu dikaji korelasinya sehingga dapat diketahui kewajaran hubungan antara bahasa Indonesia dan bahasa Tidung dalam kaitannya dengan pengembangan bahasa dan budaya Tidung secara ilmiah.
3. Untuk kepentingan komunikasi
Dalam situasi komunikasi tertentu, seorang penutur bahasa Indonesia bisa saja secara spontan menggunakan bahasa daerahnya untuk
maksud-maksud tertentu, seperti yang dikatakan Nababan (1992 : 105) bahwa seseorang yang bilingual dapat membuat alih kode , umpamanya dari bahasa daerah ke bahasa Indonesia atau sebaliknya karena dalam pikiran pembicara terlintas alasan-alasan yang dapat diterima oleh pembicara dan lawan bicara seperti suatu yang bersifat rahasia, sopan santun, dan sebagainya.
G. Sistematika Penulisan
Penelitian ini ditulis dalam lima bab yaitu :
1. Bab I Pendahuluan terdiri atas latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional
2. Bab II Landasan Teori, terdiri atas kajian mengenai hal-hal yang relevan dengan
masalah penelitian yaitu psikolinguistik, sosiaolinguistik, sintaksis, dan sedikit tentang
morfologi bahasa Indonesia.
3. Bab III Metode Penelitian yang membicarakan metode yang dipakai dalam
memperoleh data, metode analisis data, populasi dan sample.
4. Bab IV Pembahasan yang mencakup penyajian data, pengolahan data secara kualitatif
dan kesimpulan sementara.
5. Bab V Penutup yang terdiri atas kesimpulan penelitian, solusi, dan saran-saran.
0 komentar:
Posting Komentar