Kamis, 18 Februari 2010
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Self-disclosure
Menurut Joseph A. Devito adalah sebagai berikut.
1.Efek Diadik
Pada bahasan di atas sudah kita tegaskan bahwa self-disclosure itu bersifat timbal balik. Oleh karena itu, keterbukaan diri kita yang ditanggapi dengan keterbukaan lawan komunikasi yang membuat interaksi antara kita dan lawan komunikasi bisa berlangsung. Keterbukaan diri kita mendorong lawan komunikasi kita dalam komunikasi atau interaksi di antara dua orang (dyad) untuk membuka diri juga. Inilah yang dinamakan efek diadik itu
2. Ukuran Khalayak
Tadi juga kita sudah membahas, self-disclosure itu merupakan salah satu karakteristik komunikasi antarpribadi. Oleh karena itu, self-disclosure lebih besar kemungkinannya terjadi dalam komunikasi dengan khalayak kecil, misalnya dalam komunikasi antarpribadi atau komunikasi kelompok kecil. Alasannya sederhana saja. Jika khalayak komunikasi itu besar jumlahnya maka kita akan sulit mengontrol dan menerima umpan balik dari lawan komunikasi kita. Apabila khalayaknya kecil saja maka kita bisa mengontrol situasi komunikasi dan bisa melihat umpan balik itu. Apabila lawan komunikasi kita memberikan respons yang baik terhadap self-disclosure kita, dengan melakukan self-disclosure juga maka proses komunikasi yang menyingkapkan diri kita itu akan terus berlangsung.
3. Topik Bahasan
Kita ingat kembali lapisan bawang dalam Gambar 3.2. tadi. Pada awalnya orang akan selalu berbicara hal-hal yang umum saja. Makin akrab maka akan makin mendalam topik pembicaraan kita. Tidak mungkin kita berbicara soal-soal yang sangat pribadi, misalnya kehidupan seksual kita, pada orang yang baru kita kenal atau orang yang tidak kita akrabi. Kita akan lebih memilih topik percakapan yang umum, seperti soal cuaca, politik secara umum, kondisi keuangan negara atau kondisi sosial.
4.Valensi
Ini terkait dengan sifat positif atau negatif self-disclosure. Pada umumnya, manusia cenderung lebih menyukai valensi positif atau self-disclosure positif dibandingkan dengan self-disclosure negatif. Apalagi apabila lawan komunikasi kita bukanlah orang yang kita akrabi betul. Namun, apabila lawan komunikasi kita itu adalah orang yang sudah kita akrabi betul maka self-disclosure negatif bisa saja dilakukan.
5. Jenis Kelamin
Wanita lebih terbuka dibandingkan dengan pria. Bisa saja ungkapan tersebut merupakan ungkapan stereotipikal. Namun, beberapa penelitian menunjukkan ternyata wanita memang lebih terbuka dibandingkan dengan pria. Meski bukan berarti pria juga tidak melakukan self-disclosure. Bedanya, apabila wanita mengungkapkan dirinya pada orang yang dia sukai maka pria mengungkapkan dirinya pada orang yang dipercayainya.
6. Ras, Nasionalitas, dan Usia
Ini juga bisa saja dipandang sebagai bentuk stereotip atas ras, nasionalitas, dan usia. Namun, kenyataan menunjukkan memang ada ras-ras tertentu yang lebih sering melakukan self-disclosure dibandingkan dengan ras lainnya. Misalnya kulit putih Amerika lebih sering melakukan self-disclosure dibandingkan dengan orang negro. Begitu juga dengan usia, self-disclosure lebih banyak dilakukan oleh pasangan yang berusia antara 17-50 tahun dibandingkan dengan orang yang lebih muda atau lebih tua.
7.Mitra dalam Hubungan
Dengan mengingat tingkat keakraban sebagai penentu kedalaman self-disclosure maka lawan komunikasi atau mitra dalam hubungan akan menentukan self-disclosure itu. Kita melakukan self-disclosure kepada mereka yang kita anggap sebagai orang yang dekat misalnya suami/istri, teman dekat atau sesama anggota keluarga. Di samping itu, kita juga akan memandang bagaimana respon mereka. Apabila kita pandang mereka itu orang yang hangat dan penuh perhatian maka kita akan melakukan self-disclosure, apabila sebaliknya yang terjadi maka kita akan lebih memilih untuk menutup diri.
0 komentar:
Posting Komentar