Kamis, 04 Februari 2010

Formalisasi dalam Organisasi


Formalisasi menunjukkan tingginya standardisasi atau pembakuan tugas-tugas maupun jabatan dalam suatu organisasi. Semakin tinggi derajat formalisasi maka semakin teratur perilaku bawahan dalam suatu organisasi.

Formalisasi bisa dicapai melalui pengaturan yang bersifat on the job dimana organisasi akan menggunakan lebih banyak peraturan maupun prosedur untuk mengatur kegiatan karyawan. Akan tetapi, formalisasi juga bisa dicapai apabila latihan maupun pendidikan dilakukan di luar organisasi (off the job), yaitu sebelum seseorang menjadi anggota organisasi.

Berbagai Teknik Formalisasi

Seleksi, persyaratan peran, peraturan, prosedur, kebijakan, pelatihan, dan ritual merupakan teknik-teknik yang digunakan dalam formalisasi. Berbagai teknik ini pada dasarnya bertujuan untuk membakukan jabatan dan pelaksanaan kegiatan. Peningkatan kompleksitas organisasi juga sering kali merupakan tindakan untuk membuat organisasi dengan lebih banyak bagian yang bersifat baku sehingga juga meningkatkan formalisasi.

Penganut teori X cenderung tidak mempercayai kreativitas bawahan dan lebih menginginkan bawahan bertindak sesuai prosedur baku sehingga lebih menyukai derajat formalisasi yang lebih tinggi.

Sentralisasi

Sentralisasi menunjukkan tingkatan, di mana pengambilan keputusan dipusatkan atau dikonsentrasikan dalam organisasi. Konsentrasi pengambilan keputusan pada tingkatan hierarki yang tinggi menunjukkan tingkat sentralisasi yang tinggi. Sentralisasi berkaitan erat dengan corak pembagian otoritas maupun rantai komando yang digunakan dalam sebuah organisasi.

Pentingnya Derajat Sentralisasi yang Sesuai
Derajat sentralisasi yang tinggi maupun yang rendah dibutuhkan pada situasi atau kondisi yang berbeda. Faktor situasi akan menentukan derajat sentralisasi yang sesuai. Oleh karena itu, perlu diidentifikasikan cara yang paling efektif untuk mengambil keputusan dalam suatu organisasi sehingga juga bisa diusahakan derajat sentralisasi yang sesuai.

Perusahaan Manufaktur
Penelitian Woodward menemukan bahwa bentuk organisasi yang terbaik tergantung pada jenis teknologi yang digunakan. Penelitian Woodward dianggap sebagai suatu penelitian yang sangat penting dalam perkembangan teori organisasi karena mengakhiri kepercayaan terhadap prinsip-prinsip manajemen dan organisasi klasik, yang beranggapan bahwa teori organisasi dan manajemen berlaku universal, yaitu berlaku umum di setiap tempat maupun pada berbagai kondisi, seperti apa pun juga. Penelitian Woodward membuka cakrawala baru, memunculkan prinsip ketergantungan (contingency), yang menyatakan bahwa karakteristik organisasi, karakteristik manajemen, maupun keberhasilan organisasi mempunyai ketergantungan terhadap faktor-faktor tertentu, seperti teknologi.

Perusahaan Non-Manufaktur
Woodward mempelajari teknologi perusahaan manufaktur, Thompson mempelajari teknologi perusahaan non-manufaktur, sedangkan kelompok Aston dan Perrow mempelajari teknologi tanpa memisahkan perusahaan manufaktur dari perusahaan non-manufaktur. Keseluruhan penelitian ini walaupun dilakukan dengan cara dan objek yang berbeda menunjukkan bahwa teknologi yang digunakan dalam sebuah organisasi berpengaruh terhadap bentuk yang sesuai untuk digunakan oleh organisasi tersebut. Kesesuaian ini menentukan berpengaruh terhadap keberhasilan organisasi, dan merupakan penyesuaian bentuk organisasi terhadap kegiatan internalnya.

Imperatif Teknologi
Pada saat awal penelitian terhadap teknologi organisasi mulai dilakukan, para peneliti menjadi terlalu percaya bahwa teknologi merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap struktur organisasi. Kondisi tersebut dinamakan imperatif teknologi.
Saling-ketergantungan antara berbagai jenis kegiatan yang terdapat dalam suatu organisasi ternyata menentukan apakah jenis kegiatan perlu disatukan ataupun dipisahkan dari jenis kegiatan lainnya.

Struktur Organisasi
Organisasi memerlukan hubungan vertikal dan horizontal dalam menjalankan kegiatannya. Hubungan vertikal mengkoordinasikan dan mengintegrasikan kegiatan dari berbagai tingkatan hierarki dalam suatu organisasi. Kegiatan tiap anggota organisasi, pada tingkatan manapun juga harus sesuai dengan kegiatan dari semua tingkatan hierarki lainnya, agar kegiatan keseluruhan tingkatan tersebut dapat dipersatukan dengan baik. Hubungan horizontal mengkoordinasikan kegiatan individu bagian organisasi yang berada pada tingkatan hierarki yang sama. Tanpa koordinasi horizontal, keputusan-keputusan serta berbagai kegiatan pada bagian-bagian organisasi menjadi tumpang-tindih. Kegiatan yang sama dilakukan oleh berbagai bagian secara berulang walaupun sebenarnya cukup dilakukan satu kali saja untuk keseluruhan organisasi sehingga menjadi kurang efisien.

Struktur Organisasi Menurut Fungsi dan Menurut Produk

Dua jenis bentuk dasar organisasi yang memiliki sifat-sifat ekstrem dan sifatnya saling bertolak-belakang adalah struktur fungsional dan struktur (menurut) produk. Struktur fungsional mampu mencapai efisiensi yang tinggi, tetapi koordinasinya di dalamnya buruk, sedangkan struktur (menurut) produk mampu mencapai koordinasi yang baik, tetapi kurang efisien.

Bentuk organisasi lainnya merupakan penggabungan ataupun modifikasi dari kedua bentuk dasar ini.

Perbandingan Struktur Fungsional, Struktur Produk, dan Struktur Matriks

Kebanyakan organisasi, saat awal berdiri muncul menggunakan Struktur Fungsional. Apabila tumbuh, organisasi biasanya mengubah bentuknya menjadi Struktur Hibrida yang dipengaruhi struktur fungsional. Apabila terus tumbuh, selanjutnya organisasi akan berubah menjadi struktur hibrida yang diwarnai struktur menurut produk (sebagian organisasi terlebih dahulu menggunakan Struktur Matriks sebelum berubah menjadi struktur hibrida yang dipengaruhi struktur menurut Produk). Apabila pertumbuhan berlanjut, organisasi akan kembali berubah menjadi Struktur menurut Produk. Walaupun organisasi terasa lancar dan nyaman karena tumbuh dan memiliki koordinasi yang baik, tetapi mulai terasa tidak efisien. Akibatnya, organisasi akan kembali berusaha berubah ke arah struktur fungsional yang lebih efisien. Tiap tahapan perubahan diawali dengan gejala ketidaksesuaian struktur organisasi, yaitu lamban, sering salah dan didalamnya sering terjadi konflik.

0 komentar: